Semalam saya tertidur di depan
televisi, hanya bermodal bantal dan guling saja. Tanpa alas, Karpet, atau kasur
mini bermotif keroppi. Alas tidur itu sedang dicuci oleh istri saya karena
baunya sangat menyengat. Biasanya saya selalu tidur jam 5 pagi setelah
mendengar Alarm shubuh. Tadi malam , saya tidur pada pukul 23.00 WITA dan
sangat menikmati sekali tidur kali ini. Seperti yang pernah saya baca di
Internet, bahwa tidur seperti itu adalah tidur yang berkualitas. Meski paginya
saya masuk angin dan minta pijit ke istri.
Susah tidur atau gejala Imsomnia sering nyangkut dan menari di
tubuh saya setiap harinya. Terkadang istri sering marah-marah karena perilaku
saya ini. Saya juga acap kali merasa teraniaya dan terdzolimi dengan si
Imsomnia ini. Bahkan saat parah, saya tidak tidur selama 3 hari 4 malam, meski
mata sangat terasa panas. Dan berujung di weekend, saya tumpaskan dendam
kesumat pada ranjang. 2 hari saya habiskan di ranjang (Sabtu Minggu) karena
saya memang libur di waktu itu. Namun masalah lain timbul, Istri saya menegur
kembali, bukankah weekend itu adalah waktu untuk keluarga. Tetapi mengapa saya
malah habiskan untuk tidur, dan tidak melakukan quality time dengan keluarga.
Akhirnya saya membaca dan mencari tahu tentang imsomnia.
Imsomnia menurut alo dokter menjawab http://www.alodokter.com/insomnia adalah Kondisi saat sseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tubuh meski dia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik penderita imsomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya. Ini sangat saya sekali. Begitu sulit untuk memulai tidur. Atau jika terbangun
maka tidak dapat segera kembali untuk tidur.
Imsonia, Foto diambil dari http://apotekkesehatan73.blogspot.co.id/2016/03/14-tips-supaya-kamu-bisa-sembuh-dari.html |
Namun setelah saya pikir-pikir kembali, ternyata penyebab imsomnia itu adalah berasal dari diri kita sendiri. Seperti misalnya, saat akan memulai tidur, saya minum kopi. Ya jelaslah caffeine membuat saya terjaga saat malam-malam tiba. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak ngopi saat akan tidur. Namun belum juga dapat tidur yang sesuai kebutuhan tidur manusia. Saya runtut kembali. Oh iya saya punya kebiasaan memegang gadget sebelum tidur. Maka mulai dari saat itu saya mengurangi ketergantungan dengan gadget saat malam tiba.
Tetapi hal itu juga tidak menurunkan dosis Imsomnia
yang saya derita. Malah semakin parah. Ketap-ketip
sampai menjelang shubuh. Akhirnya saya kembali ketergantungan dengan gadget
sebelum tidur. Merubah settingan kamar, kata istri. Juga tidak membantu. Akhirnya
saya berolah raga di gym setiap pulang kerja. Hasilnya memang terasa. Saya
sering capek pulang ke rumah dan langsung tertidur. Namun saat tertidur saya
tidak merasa nyenyak. Dan terbangun di malam hari bahkan dini hari. Hal ini
menjadi semakin menyiksa saya.
Lalu kemudian sekitar 3 hari yang lalu saya
ditelepon teman lama saya. Ia seorang pengusaha sayur yang sukses di samarinda,
Kaltim. Dahulu ia sama dengan saya. Seorang pendidik dan sudah mendapatkan
NUPTK dari BKD. Tapi dengan keputusan bulat ia mengundurkan diri dan memilih
untuk memulai hidup di luar jawa. Ia banyak bercerita tentang kehidupannya. Ia
sukses menurutku. Dalam kacamata seorang perantau.
Banyak hal kami share, hinnga saya curhat tentang
Imsomnia yang diderita beberapa tahun terakhir ini. Ia tertawa. Sangat keras sekali
dan berdurasi panjang. Kira-kira sekitar 37 detik. Spertinya ia menertawakan
kehidupanku. Menertawakan ketidakberhasilan saya membina keluarga di perkawinan
yang pertama. Menertawakan karier saya yang masih di level buruh. Menertawakan
income saya yang jauh dari harapan saat berumur diatas 30 tahun. Menertawakan
seluruh hidupku. Saya rasa seperti itu. Beginilah kalau ditelepon sama teman
yang lebih sukses. Bawaannya su’udzon aja. Dia tertawa. Kayaknya tertawa
mengejek. Padahal belum tentu tertawa mengejek.
Gambar diambil dari https://www.kaskus.co.id/thread/59a16f07ddd77019118b45a3/7-dampak-buruk-dari-berburuk-sangka-suudzon/ |
Setelah selesai tertawanya. Saya masih menunggu
saran dia tentang imsomnia. Teman saya lalu berkata “obat imsonia itu gampang
toy (Ia memanggil saya Letoy, Nama Lapangan saat diklat. Kapan-kapan saya akan
menulis kenapa saya diberi nama letoy). Jika imsomnia menyerangmu, maka
seranglah habis-habisan istrimu. Buat permainan yang gila dan menembus batas.
Hingga kalian berdua terlepas dari beban dan menjadi ringan.” Maksudnya ? aku
balas bertanya kepadanya. “kamu bukan anak kecil khan toy, Senggamalah dengan
puas. Pasti Imsomniamu akan hilang, dan kamu tidur dengan nyenyak setelahnya.
Bukankah istrimu itu ladang bagimu. Dadi
garapen wes yen rai so turu. Pasti bar kuwi awakmu lak turu sampe ngorok.(Jadi
garaplah kalau kamu tidak bisa tidur. Pasti sesudahnya kamu akan tidur sampai
mendengkur). Ya tentunya juga dengan didukung suasana kamar, seperti misalnya, lampu redup, bantal nyaman,
Dari saran teman saya itulah saya mencoba untuk ML disaat imsomnia
saya datang. Dan itu benar terbukti. Hingga tadi malam, saat saya sulit tidur,
saya akan menyerang istri saya dengan berbagai cara, dan tertidur lah saya
dengan nyenyak. Bye Imsomnia. Terima kasih temanku,meski agak tabu, tapi memang
itu cara terdahsyat untuk menghilangkan imsonia menurutku. Bagi yang belum
beristri bagaimana? Hahahahahahaha, ini mah khusus yang beristri aja.
Kapan-kapan akan saya tanyakan kepada teman saya untuk mengatasi imsomnia bagi
Single,,,,,
No comments:
Post a Comment