Monday, December 25, 2017

Mencari Nyenyak

Semalam saya tertidur di depan televisi, hanya bermodal bantal dan guling saja. Tanpa alas, Karpet, atau kasur mini bermotif keroppi. Alas tidur itu sedang dicuci oleh istri saya karena baunya sangat menyengat. Biasanya saya selalu tidur jam 5 pagi setelah mendengar Alarm shubuh. Tadi malam , saya tidur pada pukul 23.00 WITA dan sangat menikmati sekali tidur kali ini. Seperti yang pernah saya baca di Internet, bahwa tidur seperti itu adalah tidur yang berkualitas. Meski paginya saya masuk angin dan minta pijit ke istri.


Susah tidur atau gejala Imsomnia sering nyangkut dan menari di tubuh saya setiap harinya. Terkadang istri sering marah-marah karena perilaku saya ini. Saya juga acap kali merasa teraniaya dan terdzolimi dengan si Imsomnia ini. Bahkan saat parah, saya tidak tidur selama 3 hari 4 malam, meski mata sangat terasa panas. Dan berujung di weekend, saya tumpaskan dendam kesumat pada ranjang. 2 hari saya habiskan di ranjang (Sabtu Minggu) karena saya memang libur di waktu itu. Namun masalah lain timbul, Istri saya menegur kembali, bukankah weekend itu adalah waktu untuk keluarga. Tetapi mengapa saya malah habiskan untuk tidur, dan tidak melakukan quality time dengan keluarga. Akhirnya saya membaca dan mencari tahu tentang imsomnia.

Imsomnia menurut alo dokter menjawab http://www.alodokter.com/insomnia adalah Kondisi saat sseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tubuh meski dia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Hal tersebut menyebabkan kondisi  fisik penderita imsomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.  Ini sangat saya sekali. Begitu sulit untuk memulai tidur. Atau jika terbangun maka tidak dapat segera kembali untuk tidur.

Imsonia, Foto diambil dari http://apotekkesehatan73.blogspot.co.id/2016/03/14-tips-supaya-kamu-bisa-sembuh-dari.html





Namun setelah saya pikir-pikir kembali, ternyata penyebab imsomnia itu adalah berasal dari diri kita sendiri. Seperti misalnya, saat akan memulai tidur, saya minum kopi. Ya jelaslah caffeine membuat saya terjaga saat malam-malam tiba. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak ngopi saat akan tidur. Namun belum juga dapat tidur yang sesuai kebutuhan tidur manusia. Saya runtut kembali. Oh iya saya punya kebiasaan memegang gadget sebelum tidur. Maka mulai dari saat itu saya mengurangi ketergantungan dengan gadget saat malam tiba.


Tetapi hal itu juga tidak menurunkan dosis Imsomnia yang saya derita. Malah semakin parah. Ketap-ketip sampai menjelang shubuh. Akhirnya saya kembali ketergantungan dengan gadget sebelum tidur. Merubah settingan kamar, kata istri. Juga tidak membantu. Akhirnya saya berolah raga di gym setiap pulang kerja. Hasilnya memang terasa. Saya sering capek pulang ke rumah dan langsung tertidur. Namun saat tertidur saya tidak merasa nyenyak. Dan terbangun di malam hari bahkan dini hari. Hal ini menjadi semakin menyiksa saya.

Lalu kemudian sekitar 3 hari yang lalu saya ditelepon teman lama saya. Ia seorang pengusaha sayur yang sukses di samarinda, Kaltim. Dahulu ia sama dengan saya. Seorang pendidik dan sudah mendapatkan NUPTK dari BKD. Tapi dengan keputusan bulat ia mengundurkan diri dan memilih untuk memulai hidup di luar jawa. Ia banyak bercerita tentang kehidupannya. Ia sukses menurutku. Dalam kacamata seorang perantau.

Banyak hal kami share, hinnga saya curhat tentang Imsomnia yang diderita beberapa tahun terakhir ini. Ia tertawa. Sangat keras sekali dan berdurasi panjang. Kira-kira sekitar 37 detik. Spertinya ia menertawakan kehidupanku. Menertawakan ketidakberhasilan saya membina keluarga di perkawinan yang pertama. Menertawakan karier saya yang masih di level buruh. Menertawakan income saya yang jauh dari harapan saat berumur diatas 30 tahun. Menertawakan seluruh hidupku. Saya rasa seperti itu. Beginilah kalau ditelepon sama teman yang lebih sukses. Bawaannya su’udzon aja. Dia tertawa. Kayaknya tertawa mengejek. Padahal belum tentu tertawa mengejek.

Gambar diambil dari https://www.kaskus.co.id/thread/59a16f07ddd77019118b45a3/7-dampak-buruk-dari-berburuk-sangka-suudzon/


Setelah selesai tertawanya. Saya masih menunggu saran dia tentang imsomnia. Teman saya lalu berkata “obat imsonia itu gampang toy (Ia memanggil saya Letoy, Nama Lapangan saat diklat. Kapan-kapan saya akan menulis kenapa saya diberi nama letoy). Jika imsomnia menyerangmu, maka seranglah habis-habisan istrimu. Buat permainan yang gila dan menembus batas. Hingga kalian berdua terlepas dari beban dan menjadi ringan.” Maksudnya ? aku balas bertanya kepadanya. “kamu bukan anak kecil khan toy, Senggamalah dengan puas. Pasti Imsomniamu akan hilang, dan kamu tidur dengan nyenyak setelahnya. Bukankah istrimu itu ladang bagimu. Dadi garapen wes yen rai so turu. Pasti bar kuwi awakmu lak turu sampe ngorok.(Jadi garaplah kalau kamu tidak bisa tidur. Pasti sesudahnya kamu akan tidur sampai mendengkur). Ya tentunya juga dengan didukung suasana kamar, seperti misalnya, lampu redup, bantal nyaman, 



Dari saran teman saya itulah saya mencoba untuk ML disaat imsomnia saya datang. Dan itu benar terbukti. Hingga tadi malam, saat saya sulit tidur, saya akan menyerang istri saya dengan berbagai cara, dan tertidur lah saya dengan nyenyak. Bye Imsomnia. Terima kasih temanku,meski agak tabu, tapi memang itu cara terdahsyat untuk menghilangkan imsonia menurutku. Bagi yang belum beristri bagaimana? Hahahahahahaha, ini mah khusus yang beristri aja. Kapan-kapan akan saya tanyakan kepada teman saya untuk mengatasi imsomnia bagi Single,,,,,




No comments: